Skip to main content

Posts

Kembali ke Blogger

Sudah lama sekali sejak terakhir kali aktif di Blogger, kalau di cek, tulisan terakhir tahun 2018, tapi sebelum itu pun saya nyaris tidak pernah lagi menulis. Produktifitas tulisan menurun drastis.  Kalau tidak salah ingat, aktifnya saya di blogger adalah tahun 2009 hingga 2015 dan setelah itu yang saya lakukan hanya sekedar menyunting postingan-postingan lama...  Padahal ada banyak kisah yang sudah terjadi di 5 tahun terakhir; merantau ke Batam, pulang kembali dan bekerja di 2 perusahaan, resign lalu buka usaha, menikah, punya anak, kehilangan papa, menghadapi virus corona dan berbagai kisah real kehidupan yang jauh berbeda dengan sebelum 5 tahun itu.  (Image: Salah satu murid Suzuran nyasar di taplau 2011) Saya pikir, ada beberapa hal yang bisa saya share di blog ini ketimbang membagikannya di platform lain seperti Youtube atau Instagram.  Entah kenapa, saya lebih suka menulis ketimbang membuat sebuah video sekalipun sebenarnya saya bisa saja melakukannya. Saya pun masih
Recent posts

Anak Tiri Asus Itu Bernama ZenMax M1 ZB555KL

Beberapa waktu lalu saya mempersunting sebuah smartphone cantik nan ekonomis keluaran Asus dengan nama Max M1 (ZB555KL). Melihat spesifikasi (dan harga tentunya), saya langsung klik untuk membeli smartphone ini. Apa yang saya dapatkan selama menggunakannya selama satu bulan terakhir akan saya jabarkan disini, hanya saja saya tidak akan bahas tampilan ya. 1. Fast Charging yang Menakjubkan Baterai 4000mAh jelas jadi pemikat. Sempat mengira baterai sebesar itu perlu waktu pengisian yang lama. Nyatanya dugaan saya keliru. Pengisian dari 20% hingga full ternyata tak sampai 1 jam! Luar biasa! 2. Finger Scanner & Face Unlock Lucu, setelah hampir sebulan saya baru sadar kalau ZB555KL punya fitur Face Unlock. Padahal sudah merasa cukup dengan kunci sidik jari. Super! Karena masih jarang smartphone di level ini memiliki keduanya sekaligus. 3. Ada fitur Smart Charging Ini kelucuan berikutnya. Saya juga baru sadar kalau ada fitur smart charging (memutus arus pengisian jika baterai sudah

Sharing Pengalaman Mistis

Kali ini gue mau share pengalaman mistis yang pernah gue alamin selama hidup. Mungkin gak semengerikan kisah-kisah orang lain, tapi gue pun gak ngarep. Cukup dua kali aja. Pertama wanita penjunjung bayi, kedua meteor misterius. Gue akan ceritain satu per satu. Tenang aja, ini bukan cerbung, ga bakal kentang dan panjang kok. Wanita penjunjung bayi Kisah ini udah lama banget, waktu itu gue masih SD. Ceritanya gue bareng teman-teman sedang main sepeda siang hari. Pas banget waktu matahari lagi dipuncak kepala. Buat anak-anak angkatan 90an sepedaan siang bolong sih hal yang biasa. Pas sedang asik bersepeda, seorang teman nyeletuk "woi, liat tuh, apaan tuh!" sambil nunjuk ke ujung jalan setapak yang dipenuhi semak-semak. Kami semua spontan berhenti dan melihat ke arah itu. Ternyata ada pemandangan yang nggak lazim. Ada seorang wanita seperti penjual keliling. Jaman itu penjual kue keliling yang menjunjung dagangannya di atas kepala masih banyak. Tapi ada hal ya

Masalah Ya Kalau Nggak Bisa Main Gitar?

Gitar bisa dibilang alat musik rakyat, kenapa? Karena gitar bisa mengiringi beragam jenis musik dan lagu. Gitar juga bisa jadi alat untuk bersosialisasi.  Cowok yang bisa atau jago main gitar bakal di cap sebagai orang yang friendly dan keren, khususnya bagi cewek. Masalahnya ada beberapa cowok yang nggak bisa. Trus, apa   nggak bisa main gitar itu bakal jadi masalah? Belajar Main Gitar . Waktu gue SMP dulu, banyak teman-teman yang udah / mulai belajar gitar. Gue? Ga tertarik. Eh, sebenarnya ada gengsi dan malu sih, karena udah ketinggalan jauh. Jadi mikirnya "udahlah, dah telat juga kalo sekarang". Terbukti, sampe kuliah rickorockers nggak bisa main gitar. Harus diakui, nggak bisa main gitar kadang bikin minder. Sering, pas nongkrong ada teman yang kasi gitar, "nih bro, mainkan". Sambil cengengesan gue cuma jawab "sorry, gak bisa main gitar bray". Rasanya sungguh terlalu. Padahal setelan hari-hari gue nggak bedalah ama anak band. Pret! P

Sharing Pengalaman Jadi Operator Warnet

Yup, gue pernah jadi operator warnet beberapa tahun silam. Setelah selesai kuliah, buat ngisi waktu luang, gue nyambi jadi op warnet-nya temen. Ada banyak pengalaman menarik yang bakal di share disini. Jaman tampang masih unyu Alasan gue mau jadi operator warnet Waktu itu akses internet belum segampang dan semurah sekarang. Warnet masih primadona. Gue sendiri jadi op bukan buat karir, tapi emang hobi aja internetan. Enak ga tuh? Hobi tersalurkan, internet gratisan, dibayar pula. Kerja tiap hari, 7 jam per hari dengan jatah shift pagi, jam 8 sampai jam 3 sore. Kalau ada kesibukan gue change shift ama temen yang shift malam. Gaji per minggu lupa berapa, cukuplah buat nambahin uang jajan yang dipangkas gara-gara udah bukan mahasiswa lagi. Mengenal dunia blog sejak jadi op warnet Bayangan tentang asiknya jadi op warnet makin hari makin ilang. Bosan mantengin itu-itu aja tiap hari, main game online pun ga mungkin. Belum lagi ngadepin user yang macam-macam tingkahnya. Akhir

Keuntungan Ekonomis Memiliki Printer Sendiri

Keuntungan Ekonomis Memiliki Printer Sendiri Dari pengamatan saya semakin banyak saja orang yang memiliki laptop, tapi kenapa masih sedikit yang memiliki printer? Padahal memiliki printer bisa memberi keuntungan ekonomis jangka panjang yang tidak sedikit. Berikut penjabaran singkat dari saya dengan cara membandingkan keuntungan ekonomis antara kita memiliki printer sendiri dengan mencetak di tempat rental komputer atau photocopy. Jika punya printer sendiri: Katakanlah printernya seharga Rp500000. Harga catridge Rp100000 (hitam) 500 lembar. Harga 1 rim kertas (500 lembar) sekitar Rp30000. Total pengeluaran untuk 1 rim kertas adalah Rp130000. Jika ngeprint di rentalan: Katakanlah print hitam per lembarnya Rp500. Kita menggunakan hitam saja karena lebih dominan. Print 500 lembar / 1 rim biayanya adalah Rp250000. Belum termasuk waktu dan tenaga yang dikeluarkan... Selisih yang didapatkan:  Biaya rental dikurangi biaya printer sendiri. Rp250000 - Rp

Gigi Berlubang? Sakit? Jangan Masukkan Apapun!

Pengobatan Sakit Pada Gigi Berlubang Ini adalah tulisan yang saya susun berdasarkan pengalaman sendiri. Yup, saya memang punya riwayat sakit gigi yang panjang, sudah sejak SMP. Bisa dibilang saya punya banyak pengalaman dengan sakit gigi. Bagi penderita gigi berlubang, sakit gigi hanya soal waktu. Cepat atau lambat pasti akan mengalami jika dibiarkan begitu saja. Buat saya, penanganan logis untuk gigi berlubang hanya dua: tambal atau cabut. Memang ada perawatan medis bagi gigi berlubang, seperti terapi, tapi itu menyita waktu dan uang. Nah, saat sakit gigi seringkali kita mencoba untuk meredakan nyeri atau mengobatinya dengan memasukkan sesuatu ke dalam lubang gigi. Entah itu berupa minyak, rempah atau lainnya yang dianggap bisa mengatasi permasalahan pada gigi, tapi percayalah, itu semua cuma sugesti, sedikit sekali yang berhasil. Mungkin beberapa 'ramuan' memang mampu meredakan rasa nyeri, tapi dari pengalaman saya, sifatnya temporer alias sementara. Jarang sekali